Hati-Hati Kejahatan di Tanah Suci

SUDAH puluhan kali Pimpinan Pesantren Al Ihsan, KH Mahrus As'ad (59), menyambangi Tanah Suci, Mekah dan Madinah. Temtu lulusan Pesantren Gontor, Jawa Timur, lebih banyak mendampingi jemaah haji maupun umrah melalui biro perjalanan umrah Amira Tour.
"Dari berbagai pengalaman yang saya alami maupun memperhatikan pengalaman jemaah haji maupun umrah sering lalai keamanan," kata Kiai Mahrus di Pesantren Al Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (14/7/2019)
Banyak anggapan yang salah di jemaah, kata Kiai Mahrus, khususnya soal keamanan. "Karena menganggap menganggap Mekah dan Madinah itu kota suci sehingga suci juga dari aksi kejahatan. Padahal, banyak aksi kejahatan baik penipuan, penjambretan, pencurian maupun kejahatan lainnya," ujarnya.
Dia Mencontohkan kejadian yang menimpa seorang calon haji yang dibimbingnya beberapa tahun lalu ketika kehilangan tas dokumen yang didalamnya terdapat juga uang dengan jumlah cukup besar. ”Keitaka akan melaksanakan salat di Msjidilharam, orang tersebut menematkan tas disamping tempat salat. Karena sedang salat sehingga dia tak memperhatikan ada seseorang yang pura-pura berjalan didekatnya lalu kaki memindahkan tas tersebut,” ujanya.
Akhirnya sang pencuri berhasil membawa tas, sedangkan pemiliknya tak bisa berbuat apa-apa karena sedang salat dan tak mengetahui adanya pencuri. “Kalau menempatkan tas dokumen lebih baik di dada atau kalau mau deletakkan ya di depan saf saat sedang salat. Kalau tas disamping apalagi di belakang saf akan mudah dicuri,” ucap kiai Mahrus yang juga Pembimbing di KBIH Miftahul Ihsan.
Pengalaman lainnya yang berkaitan dengan rasa sombong atau takabur yang biasanya langsung diingatkan oleh Allah SWT saat itu juga. “takabur merupakan sifat setan sehingga kalau ada takabur sedikit pun tidak akan bisa masuk surga. Nah, ada jemaah saya yang merasa yakin pasti bisa pulang ke hotel sendiri selepas salat Magrib dari Masjid Nabawi,” katanya.
Pasalnya, dia masih muda dan sering bepergian keluar negeri sehingga merasa tidak akan tersesat di Madinah yang dinilainya kota kecil. “Selepas salat Magrib dia menampik ajakn teman-temannya untuk pulang ke hotel sebabingin pulang sendiri. Toh selama ini juga sudah tahu jalan pulang dari Masjid Nabawi ke hotel,” Katanya.
Ternyata sampai pukul 22.00 waktu setempat dia tidak juga pulang ke hotel sehingga membuat khawatir teman-temannya termasuk KH Mahrus. “Saya memberi waktu sampai pukul 22.00 lalu mengerahkan jamaah mencari anak muda tersebut. Ternyata ketika akan dicari tiba-tiba muncul di hotel setelah tiga jam lebih mencari jalan pulang dari masjid Nabawi,” katanya tersenyum. ***
Sarnapi,
Pikiran Rakyat, Hal 8
Senin, 15 Juli 2019