March 07, 2020

Penggunaan Model Pembelajaran Sabilulungan pada Pembelajaran Biologi dalam Meningkatkan Kemampuan Inkuiri Siswa

Penggunaan Model Pembelajaran Sabilulungan pada Pembelajaran Biologi dalam Meningkatkan Kemampuan Inkuiri Siswa


Oleh : Muhamad Ridwan, M.Pd

Guru Biologi Madrasah Aliyah Al Ihsan Baleendah

Guru Inspiratif Jawa Barat 2018

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pembelajaran biologi identik dengan pembelajaran yang berisi hapalan, cenderung monoton dan berpusat pada guru sebagai pusat informasi pada kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini menyebabkan pembelajaran biologi dianggap membosankan sehingga membuat semangat belajar biologi siswa cenderung menurun bahkan boleh jadi mencapai antiklimaks jika tidak tertangani dengan baik. Guru sebagai bagian tidak terpisakan dari kegiatan pembelajaran di kelas memiliki peran penting dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran biologi. Dalam konteks ini upaya inovatif seorang guru menciptakan suasana pembelajaran kondosif dan konstruktif sangat dibutuhkan agar siswa dapat mencapai kompetensi sebagaimana yang ditetapkan kurikulum nasional.

Pembelajaran model sabilulungan merupakan salahsatu bentuk pembelajaran inovatif yang dibuat dan diaplikasikan berdasarkan kearifan lokal masyarakat sunda tempat dimana siswa berada. Filosofi sabilulungan yang terdiri atas gotong royong, silih rojong, genteng ulah potong, dan persatuan tembong terintegrasikan dengan pembelajaran biologi dalam bentuk cooperative learning, kohesivitas, kolektivitas, dan koordinasi.

Pembelajaran ini apabila diimplementasikan dengan baik dapat meningkatkan kemampuan inkuiri siswa, Hal ini disebabkan, pada semua tahapan pembelajaran yang dilakukan guru berpusat pada kegiatan siswa yaitu ketika mengumpulkan data untuk mengkonstruk pengetahuannya secara mandiri, mengidentifikasi, menyusun, menuliskan solusi dari permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengkomunikasikannya dengan baik.

Pembelajaran berbasis kearifan lokal yang mengintegrasikan pembelajaran sains khususnya biologi sangat jarang dibuat, dikembangkan serta diaplikasikan oleh para guru di seluruh Indonesia. Diharapkan dengan adanya model pembelajaran sabilulungan ini, para guru di Indonesia termotivasi untuk membuat model pembelajaran yang sama berbasis budaya lokal setempat sehingga banyak bermunculan model pembelajaran identik yang memperkaya khazanah pendidikan  di Indonesia berbasis kearifan lokal.

B. Inovasi yang ditawarkan

Pembelajaran sabilulungan bertumpu pada empat pilar utama yaitu gotong royong, silih rojong, genteng ulah potong, dan persatuan tembong. Implementasi dari gotong royong berupa pembelajaran cooperative learning, kemudian silih rojong terdeskripsikan pada pembelajaran kohesivitas, genteng ulah potong dituangkan dalam bentuk pembelajaran kolektivitas dan persatuan tembong diimplementasikan berupa pembelajaran koordinasi. Agar pembelajaran ini dapat diaplikasikan dengan baik diperlukan sebuah sintaks pembelajaran untuk memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran di kelas dengan baik.

Implmentasi empat pilar pembelajaran sabilulungan dituangkan dalam bentuk kegiatan penyusunan kliping dan peta konsep, kemudian diteruskan dengan penyusunan metode ilmiah untuk menyelesaikan masalah kehidupan manusia yang terdapat di dalam kliping tersebut. Tahapan pembelajaran berikutnya adalah rancang bangun alat praktikum Biologi sederhana dan penyusunan karya tulis ilmiah siswa berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa Merencanakan Penelitian

Merancang dan Merakit Alat Praktikum Biologi Sederhana

Menyusun Peta Konsep




Menyusun Kliping

Membuat Pemodelan salah satu Konsep Biologi

Guru Berperan sebagai Fasilitator

Gambar 1. Kegiatan Pembelajaran di Kelas

C. Tujuan

Pengembangan model pembelajaran sabilulungan pada pembelajaran biologi ini memiliki lima tujuan. Pertama, menampilkan bentuk pembelajaran biologi yang inovatif berbasis kearifan lokal dengan mengedepankan prinsip pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Kedua, menghasilkan sintaks model pembelajaran sabilulungan yang terintegrasikan dengan pembelajaran biologi khususnya dan pembelajaran sains pada umumnya. Ketiga, membuat sebuah perangkat pembelajaran yang berisi tahapan kegiatan pembelajaran di kelas yang menampilkan urutan pembelajaran sabilulungan pada kegiatan belajar mengajar biologi di kelas. Keempat, menghasilkan prosedur penilaian hasil belajar siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa pada kegiatan pembelajaran biologi menggunakan model pembelajaran sabilulungan. Kelima, menghasilkan dokumen pembelajaran yang berisi panduan pembelajaran biologi menggunakan model pembelajaran sabilulungan yang dapat dijadikan rujukan bagi guru ketika melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pembelajaran ini terdiri atas manfaat jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Manfaat jangka pendek meliputi dua manfaat. Pertama, memberikan motivasi bagi siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas melalui pembelajaran biologi berbasis kearifan lokal karena budaya tempat siswa berada dapat ditampilkan pada kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan dapat memberikan kebermaknaan belajar pada diri siswa. Kedua, menumbuhkan semangat bagi guru dalam mengimplementasikan sintaks pembelajaran biologi berbasis sabilulungan ini karena model kearifan lokal ternyata dapat bersanding dengan kegiatan pembelajaran sains.

Adapun manfaat jangka menengah meliputi dua manfaat juga. Pertama, memberikan inspirasi bagi guru baik mata pelajaran biologi maupun pelajaran selain biologi untuk mengimplementasikan model pembelajaran sabilulungan pada kegiatan pembelajaran di sekolah masing-masing. Kedua, meningkatkan stimulus postif bagi lembaga pendidikan untuk dapat menghasilkan bentuk-bentuk model pembelajaran berbasis kearifan lokal lainnya agar lebih banyak lagi dihasilkan pembelajaran inovatif melalui serangkaian worshop, seminar, dan pelatihan.

Manfaat jangka panjang juga terdiri atas dua manfaat. Pertama, memperkuat identitas Kabupaten Bandung sebagai daerah yang memiliki kearifan lokal sabilulungan yang telah menjadi bagian dari filosofi hidup masyarakat kabupaten Bandung. Kedua menjadi model pembelajaran di kabupaten Bandung dalam mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dengan pembelajaran biologi

E. Sumberdaya Pendukung

Sumberdaya pendukung yang menunjang model pembelajaran sabilulungan ini terdiri dari guru siswa dan sarana prasarana. Pertama, guru yang memiliki motivasi tinggi untuk dapat mengembangkan model pembelajaran berbasis kearifan lokal. Hal ini mutlak diperlukan karena guru menjadi ujung tombak keberhasilan program pembelajaran di sekolah. Kedua, siswa yang memiliki semangat belajar yang baik ketika mengikuti pembelajaran di kelas. Pada fase ini, peran guru sebagai manager pembelajaran di kelas harus dapat menghidupkan suasana pembelajaran secara positif dan konstruktif agar tujuan pembelajaran biologi berbasis kearifan lokal ini dapat berhasil dengan baik. Ketiga, sarana prasarana yang meliputi sampah botol plastik, Koran, majalah, alat prakarya siswa, alat tulis, infokus, laptop, kertas buram, kertas HVS, ruangan kelas serta laboratorium.

F. Alur Pikir dan Strategi Implementasi

Pembelajaran menggunakan model sabilulungan dimulai dari penyusunan sintaks pembelajaran dan karakteristik yang diharapkan pasca pembelajaran. Setelah itu disusun integrasi pembelajaran biologi dengan filosofi sabilulungan dalam bentuk perangkat pembelajaran.


Bagan 1. Kegiatan Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Sabilulungan


Kegiatan pembelajaran biologi menggunakan model sabilulungan ini memuat sejumlah karakteristik positif yang diharapkan dapat terinternalisasi pada diri siswa. Pada bagan 2 di bawah ini ditampilkan sintaks pembelajaran dan karakteristik positif siswa.


Bagan 2. Karakteristik Positif Siswa pada Model Pembelajaran Sabilulungan

G. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa simpulan yang terdiri atas :

1. Pembelajaran biologi masih bersifat hapalan, cenderung monoton dan berpusat pada guru sebagai pusat informasi pada kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Pembelajaran sabilulungan terdeskripsikan pada empat pilar utama yang terdiri atas gotong royong (cooperative learning)-penyusunan kliping dan peta konsep-,silih rojong (kohesivitas)-penyusunan kliping dan metode ilmiah, genteng ulah potong (kolektivitas)-Rancang Bangun Alat Praktikum Biologi Sederhana, dan persatuan tembong (koordinasi)-Menyusun Karya Tulis Ilmiah.

3. Pelaksanaan model pembelajaran sabilulungan meliputi menyusun sintaks pembelajaran, menyusun perangkat pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar dan kegiatan belajar mengajar di kelas.